Minggu, 25 Maret 2018

Musik Gitar Akuistik dari Tanah Batak Indonesia dan seluk beluknya



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar seluk beluk istilah "Pantasi" dan
belajar menerapkannya pada "Pantasi Festival Gitar Batak
Khusunya untuk wilayah Angkola")
___________________________________________________________














\
















Horas...horas...horas...!

Horas ma dihita sude para halak batak khusnya para pencinta
gitar Acoustic. Ya gitar acoustic yaitu gitar najolo yang
umumnya di buat dari hasil perpaduan triplek dan hayu-hayu
serta sedikit kawat.

Semua ini dapat anda perjelas lewat link :

Lain kunci lain pula induknya, lain simata lain pula jaitnya 
dan tentunya lain link lain pula isinya.

Para kawan...! 
Diluat dan portibi manapun berada.

Malam ini penulis akan menyajikan info sekitart Ilmu Psikologi
khsusnya dibidang yang namanya "Pantasi". Ilmu ini akan coba
penulis hubungkan dengan "Festipal Gitar Acoustic Batak".

Dengan tujuan dan harapan...!

Info pantasinya dapat menjadi pengetahuan bagi kita bersama.
Sedangkan hasil pantasinya kiranya dapat dibikin menjadi nyata
oleh para putra-putra batak untuk masa-masa mendatang.

Selamat menyimak...!





Festival, dari bahasa Latin berasal dari kata dasar "festa" atau
pesta dalam bahasa Indonesia. Festival biasanya berarti "pesta besar"
atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati
sesuatu. Atau juga bisa diartikan dengan hari atau pekan gembira dalam
rangka peringatan peristiwa penting atau bersejarah, atau pesta rakyat.

Sedikit hubungannya dengan "MURI" :

Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI (dahulu Museum Rekor Indonesia)
adalah sebuah museum yang terletak di Semarang, Indonesia. Museum ini
merupakan tempat dicatatnya data prestasi superlatif yang terjadi di
Indonesia. Didirikan tanggal 27 Januari 1990 yang bertepatan dengan
Tahun Baru Imlek 2541 (saat itu belum merupakan hari libur nasional)
oleh Jaya Suprana bersama dengan PT Jamu Jago, museum ini sudah mencatat
lebih dari 1.200 rekor hingga Juli 2005.

Bersamaan dengan peresmian galeri Muri di kawasan wisata candi Borobudur
(14 Agustus 2005), dilakukan perubahan kepanjangan MURI yang semula
Museum Rekor Indonesia menjadi Museum Rekor Dunia Indonesia.

Lebih lanjut dapat di perjelas di link :

Dan pada postingan ini akan penulis coba menghubungkannya dengan
sub judul "Pantasi Pestival Gitar Acoustic Batak dan MURI".








Fantasi adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan 
sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau 
pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.

Demikian http://id.wikipedia.org/wiki/Fantasi mengartikannya
sekilas.

Adapun Drs. Agus Sujanto dalam bukunya "Psikologi Umum" 
mengartikan Pantasi sbb :

"Orang kadang dapat meninggalkan dunia yang dihuninya pergi ke dunia
lain dengan kekuatan jiwanya.

Daya Jiwa itu ialah pantasi yaitu suatu daya jiwa yang dapat membentuk
tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan lama.






1. Dalam hubungannya dengan "Pantasi Festival Gitar Batak" pada postingan
ini dan dihubungankan pula dengan apa yang dikatakan Drs Agus Sujanto di atas
maka "Festival Kopi Sipirok" adalah penyebabnya bagi penulis (Tanggapan lama)
mengapa berpantasi tentang "Festival Gitar Batak (Tanggapan Baru)".

Selanjutnya diperjelas :

Dalam Ilmu Jiwa Modern, pantasi adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan
sesuatu yang baru. Jadi...! dengan pantasi ini manusia dapat membentuk
sesuatu yang sebelum ini belum ada, sehingga sesuatu yang baru itu merupakan
suatu kreasi meski dengan jalan bagaimanpun juga.

Jadi bedanya dengan pengertian pantasi yang lama dan yang baru :
1. Yang lama berpendapat pantasi itu pasif. sesuatu yang baru itu hanya
terjadi karena kombinasi tanggapan-tanggapan yang sudah ada.

2. Yang baru, pantasi itu aktif. Menghubung-hubungkan sehingga tercipta
sesuatu yang sunguh-sungguh baru.

Dalam hubungannya dengan postingan ini maka, "Festival Gitar Batak yang
bermaksud memecahkalan rekord MURI" hanyalah sesuatu yang mungkin sama
dengan khayalannya si "Marpuli Hodong-pen" jika kita menggunakan dan
menerpakan arti pantasi dengan gaya lama, karena pantasi ini memang pasif.

Tetapi...!

Postingan pantasi ini menggunakan pengertian yang baru, "Karena itu pantasi
inipun sifatnya aktif". Artinya meskipun Festival Gitar Batak dengan maksud
untuk memecahkan rekor MURI pada masa mendatang (Insya Allah) hanyalah
pantasi tetapi tetap punya peluang untuk dibikin menjadi nyata.

Di dokkon atau dikatakan bung Agus Soejana juga :

Pantasi dilihat dari "Terjadinya" ada 2 yaitu :

1. Pantasi yang tidak disadari ialah pantasi yang tidak kita ketahui
bahwa kita berpantasi.

Jika penulis yang mau memberi contoh maka ini sama dengan prilaku
anda pembaca blog ini pada saat mendengar piltikan musik gitar di atas.
Anda tidaknya memagang gitar, tapi tangan anda seolah memegang gitar
dan sedang memiltiknya. Ehem...! Nikku majo.

2. Pantasi yang disadari yang passif, adalah pantasi yang tidak di
pimpin oleh akal, maupun kemauan kita. Dalam prilaku umum di Angkola
ini yang disebut marangan-angan itu. Madung...?

Sedangkan panasi disadari yang aktif ialah pantasi di sadari yang
dipinpin oleh kemauan dan akal kita. Dan pantasi inilah yang penulis
maksud pada postingan ini.

Artinya penulis berpantasi tapi tetap dapat menghitung, bahwa suku
Batak secara umum adalah suku yang paling berkemungkinan untuk
memecahkan rekor MURI jika mau, karena penulis punya gambaran :

- Jika satu desa di tanah batak memiliki paling sedikit 10 gitar
saja, maka jika dihubungkan dengan jumlah desa diseluruh tano batak
yang sekarang ini berkisar sekitar  sekian ratus desa maka jumlah gitar
yang ada sekarang ini sudah mencapai sekian ribu.

Adakah suku lain di Nusantara ini yang memiliki gitar sebanyak itu...?
Hahahaha....sungguh penulis menggunakan pantasi yang "Disadari dan
aktif".

Dengan demkian "Sungguh pantasi memberi manfaat bagi manusia...!"

Begitupun...!

Untuk perluasan wawasan khsusnya pada pantasi-pantasi lainya, tentu
tak ada salahnya penulis mengiigatkan bahwa pantasi itu juga punya
efek negatif, sbb :

1. Jangan kiranya kita terlalu banyak berpantasi dalam hidup apalagi
berpantasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, seperti :

Itle baya...! "Sugari adongma bagas niba, napala irasoibe namangontrakon
kata hatinya untuk kemudian marangan-angan ia sampe adong bagas nia
sagodang-godangna, hingga mardalam sian tonga tu dapur sadarima aso lalu.

Ketika pantasi selesai maa kita akan merasa kecewa, karena hidup adalah
nyata. Dan nyatanya tetap mengontrakkan dengan pendapatan maksimal hais
manyogot tuduk potang. Macam mana laitu...!

2. Orang yang suka berpantasi bisa membawa kita pada kebiasaan berdusta
karena kuatnya pengaruh pantasi tersebut. Misalna attong : Kenyataan
adong do hepeng niba 100 ribai, tai di pantasihon "Nadong", maka di
sapailah sama dongan saripe, "Adong de hepengmu aya ni si Utcok" katanya.

Karena kita telah terbiasa berpantasi, maka kita jawab, "Tidak ada,
padahal ada...!" Akibatnya menjadi manusia yang susuah dipercayalah
aya ni si Utcok tersebut.

4. Orang yang terlalu banyak berpantasi juga bisa menebabkan dalam
penyusunan rencananya berlebi-lebihan. Misalna attong : Habis arrayo-on
mulai ma au kerja keras banting tulang. Mar FB-pe nara be au, cuma
buang-buang waktu doi. Pokokna sappe arrayo nagot ro-on akon adongma
motor si 4 rodai 4. Hepengke sabakul...! Istri tercintape nahupatolabe
karejo. Pokokna cukup bersolek sajo ia tiop ari, minimal 7 juta sadari
uang belanja akkon hulehen. Molo ia mikim satiop mangaligi au, hulehen
100 ribu bonus na, ahadope...! sadia tobo dope irasa ia i, adalah
isi ni pantasi-i.

Hape...!

Masataon waktu marlalu, sadape isi ni rencana/pantasi nia-i naong
natarlaksanhon ia.

Ima anggia...! Sebagian dari efek negatif berpantasi itu jika
berlebih lebihan.

Pendek ni hata...!

"Boleh berpantasi tapi jangan berlebihan" itu sajalah kata kuncinya.





Demikian infonya para kawan...!

Semoga dapat mengingatkan kembali Ilmu Psikologi kita khsusnya
pada topik "Pantasi". Pun...! Kiranya dapat memperluas wawasan
kita bagi yang belum paham apa itu "Pantasi".

Pantasi bisa jadi sinonim dengan khayalan, angan-angan atau mimpi
yang hanya akan tetap tinggal khayalan, angan-angan atau mimpi
karena kita tak mau atau tak pernah mau atau tak berani 
mewujudkannya jadi kenyataan.


Para putra-putra tanah Batak...!



Bung Soesilo Bambang Yoedono Siregar

menantang anda :















____________________________________________________________
Cat :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar