Minggu, 15 Mei 2016

Sejarah Kuda Lumping Sumatra Utara


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Sejarah Kuda Lumping Sumatra Utara)
_____________________________________________________________










_________________

Kata Pengantar
_________________


Para kawan dimanapun berada...!

Percaya ngak Clean, bahwa Kuda Lumping ada di Sumatra Utara...?

Percaya-lah...!
Yaitu Kuda Lumping jawa yang dibawa orang Jawa ke Sumatra Utara.

Oke-lah kalau begitu.
Dengan demikian tidak ada masalah dengan judul postingan ini.
Ada Kuda Lumping Sumatra Utara dan ada Sejaranya mengapa Kuda
Lumping ada di Sumatra Utara.

Bagaimana Sejarahnya...!

Berikut info sekitar Tari Kuda Lumping dan Sejarahnya mengapa
Kuda Lumping ada di Sumatra Utara dalam iringan macam Animasi
Kuda Lumping.

Selamat menyimak sekarang...!

__________________________________________

Sekilas info tentang Kuda Lumping
__________________________________________













* Pengertian

Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti
berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan
lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau
sejenisnya yang di gelung atau di kepang, sehingga pada
masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang.

* Sejarah Kuda Lumping







Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula
tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

Konon, tari kuda lumping adalah tari kesurupan. Ada pula versi
yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah
seorang pasukan pemuda cantik bergelar Jathil penunggang kuda
putih berambut emas, berekor emas, serta memiliki sayap emas
yang membantu pertempuran kerajaan bantarangin melawan pasukan
penunggang babi hutan dari kerajaan lodaya pada serial legenda
reyog abad ke 8.








Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda
lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran
sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari
gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan
anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di
tengah peperangan.

Seringkali dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga menampilkan
atraksi yang mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis,
seperti atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok,
membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain.

Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural yang
pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan
merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan
pasukan Belanda.


* Jenis Kuda Lumping









Jaranan Thek Ponorogo
Jaranan Kediri, kediri
Jaranan sentherewe, Tulungagung
Jaranan Turonggo Yakso,Trenggalek
Jaranan Buto, banyuwangi
Jaranan Dor, Jombang
Jaran Sang Hyang, Bali
Jathilan Dipenogoro, Yogya dan Jawa Tengah
Jathilan Hamengkubuwono, Yogya dan Jawa Tengah

* Pagelaran Tari Kuda Lumping



Dalam setiap pagelarannya, tari kuda lumping ini menghadirkan 4
fragmen tarian yaitu 2 kali tari Buto Lawas, tari Senterewe,
dan tari Begon Putri.

Pada fragmen Buto Lawas, biasanya ditarikan oleh para pria
saja dan terdiri dari 4 sampai 6 orang penari. Beberapa penari
muda menunggangi kuda anyaman bambu dan menari mengikuti alunan
musik.

Pada bagian inilah, para penari Buto Lawas dapat mengalami
kesurupan atau kerasukan roh halus. Para penonton pun tidak
luput dari fenomena kerasukan ini.

Banyak warga sekitar yang menyaksikan pagelaran menjadi kesurupan
dan ikut menari bersama para penari. Dalam keadaan tidak sadar,
mereka terus menari dengan gerakan enerjik dan terlihat kompak
dengan para penari lainnya.

Untuk memulihkan kesadaran para penari dan penonton yang kerasukan,
dalam setiap pagelaran selalu hadir para warok, yaitu orang yang
memiliki kemampuan supranatural yang kehadirannya dapat dikenali
melalui baju serba hitam bergaris merah dengan kumis tebal.

Para warok ini akan memberikan penawar hingga kesadaran para
penari maupun penonton kembali pulih.

Pada fragmen selanjutnya, penari pria dan wanita bergabung
membawakan tari senterewe.

Pada fragmen terakhir, dengan gerakan-gerakan yang lebih santai,
enam orang wanita membawakan tari Begon Putri, yang merupakan
tarian penutup dari seluruh rangkaian atraksi tari kuda lumping.

* Jarang Kepang








Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah
tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah
menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari
bambu atau bahan lainnya yang di anyam dan dipotong menyerupai
bentuk kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau
sejenisnya yang di gelung atau di kepang. Anyaman kuda ini dihias
dengan cat dan kain beraneka warna.

Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit
berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga
menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis,
seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap
deraan pecut.

* Sejarah Kuda Lumping Sumatra Uatara












Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini
juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara
dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia,
Suriname, Hongkong, Jepang dan Amerika.
____________

Penutup
____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!










____________________________________________________________
Cat :
Wikipedia
Kuda Lumping TMS des 12.flv - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=7TaTCLyHo0M
JATHILAN KRIDHO TURONGGO TUNGGAL TARI KUDA LUMPING 1 - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=8DQGxcdfQsc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar