Sabtu, 07 Mei 2016

12 Nama-Nama Tari Populer Asal Aceh


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info 12 Nama-nama Tari Populer asal Aceh)
____________________________________________________________________

_______________________

Kata Pengantar
_______________________

Lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/tari-saman-dalam-macam-gerakan.html
penulis mengurai mengenai "Tari Saman" Aceh


















Apakah hanya Tari Saman yang ada di Aceh...?

Tentu tidak dan berikut info lengkapnya.

Selamat menyimak...!

_______________________________________

12 Nama-Nama Tari Populer Asal Aceh
_______________________________________

Aceh yang juga disebut Serambi Mekah memiliki beragam tarian tradisional
yang unik dan indah. Bahkan diantaranya sudah banyak dikenal masyarakat
Indonesia dan Internasional.

Tari Saman memang sudah mendunia dan Tari saman ini telah ditetapkan UNESCO
sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang
ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda
UNESCO di Bali, 24 November 2011.

1. Tari Bines - Aceh

Tari Bines merupakan tarian tradisional Aceh tepatnya berasal dari kabupaten
Gayo Lues. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian
dibawa ke Aceh Timur.

Tarian tradisional Bines ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama
Syech Saman dalam rangka berdakwah.Tari ini ditarikan oleh para wanita
dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah
atau informasi pembangunan.

Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur
menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak.

Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya. Hal
yang menarik dari tari Bines adalah beberapa saat mereka diberi uang
oleh pemuda dari desa undangan dengan menaruhnya diatas kepala perempuan
yang menari.

2. Tari Saman - Aceh

Tari Saman merupakan warisan dan kekayaan budaya rakyat Aceh yang telah
mendapatkan pengakuan dunia melalui  UNESCO sebagai Daftar Representatif
Budaya Takbenda Warisan Manusia. Tari Saman dimainkan oleh belasan atau
puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil.


Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang,
dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu
tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan
jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah
seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari,
syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.


 3. Tari Didong - Aceh

Didong sebenarnya adalah sebuah kesenian rakyat Gayo yang merupakan
perpaduan unsur tari, vokal, dan sastra.

Awal mulanya Didong diperkenalkan pada zaman Reje Linge XIII. Pada awalnya
didong digunakan sebagai sarana bagi penyebaran agama Islam melalui media syair.

Dalam perkembangannya, didong tidak hanya ditampilkan pada hari-hari besar
agama Islam, melainkan juga dalam upacara-upacara adat seperti perkawinan,
khitanan, mendirikan rumah, panen raya, penyambutan tamu dan sebagainya.

Satu kelompok kesenian didong biasanya terdiri dari para “ceh” dan anggota
lainnya yang disebut dengan “penunung”. Jumlahnya dapat mencapai 30 orang,
yang terdiri atas 4--5 orang ceh dan sisanya adalah penunung.

Ceh adalah orang yang dituntut memiliki bakat yang komplit dan mempunyai
kreativitas yang tinggi. Ia harus mampu menciptakan puisi-puisi dan mampu
menyanyi. Penguasaan terhadap lagu-lagu juga diperlukan karena satu lagu
belum tentu cocok dengan karya sastra yang berbeda. Anggota kelompok didong
ini umumnya adalah laki-laki dewasa. Namun, dewasa ini ada juga yang
anggotanya perempuan-perempuan dewasa. Selain itu, ada juga kelompok remaja.

Malahan, ada juga kelompok didong remaja yang campur (laki-laki dan perempuan).
Dalam kelompok campuran ini biasanya perempuan hanya terbatas sebagai seorang
Céh. Peralatan yang dipergunakan pada mulanya bantal (tepukan bantal) dan
tangan (tepukan tangan dari para pemainnya). Namun, dalam perkembangan
selanjutnya ada juga yang menggunakan seruling, harmonika, dan alat musik
lainnya yang disisipi dengan gerak pengiring yang relatif sederhana,
yaitu menggerakkan badan ke depan atau ke samping.

4. Tari Guel - Aceh

Tari guel merupakan tarian tradisional Aceh tepatnya masyarakat suku
Gayo di Aceh. Guel berarti membunyikan. Para peneliti dan koreografer
tari mengatakan tarian ini bukan hanya sekedar tari. Dia merupakan
gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri.

Guel menjadi tari tradisi terutama dalam upacara adat tertentu. Guel
sepenuhnya apresiasi terhadap wujud alam, lingkkungan kemudian
dirangkai begitu rupa melalui gerak.

Tari guel dibagi dalam empat babakan baku. Terdiri dari babak Mu natap,
Babak II Dep, Babak III Ketibung, Babak IV Cincang Nangka.

Ragam Gerak atau gerak dasar adalah Salam Semah (Munatap ), Kepur Nunguk,
Sining Lintah, Semer Kaleng (Sengker Kalang), Dah-Papan.

Sementara jumlah para penari dalam perkembangannya terdiri dari kelompok
pria dan wanita berkisar antara 8-10 ( Wanita ), 2-4 ( Pria ). Penari
Pria dalam setiap penampilan selalu tampil sebagai simbol dan primadona,
melambangkan aman manyak atau lintoe Baroe dan Guru Didong. Jumlah
penabuh biasanya minimal 4 orang yang menabuh canang, gong, gegedem,
dan memong.

 5. Tari Tradisional Aceh - Tari Mesekat


Tarian Mesekat adalah salah satu bentuk tarian tradisional masyarakat
aceh yang mengkombinasikan gerakan tangan serta badan dengan lantunan
syair-syair berisi tuntunan keagamaan dan kehidupan bermayarakat.

syair-syair tersebut dilantunkan oleh para penari sambil melakukan
gerakan tarian. Mesekat biasanya dimainkan oleh kaum pria yang
jumlahnya minimal 18 orang.

Mesekat pertama kali dikembangkan oleh Tengku Mbelin (Tengku Haji Hasan)
Lawe Due, kemudian dikembangkan oleh muridnya Tengku Muhammad Nya'kub
Pagan yang kini tinggal di Kute Melie.

 6. Tari Tradisional Aceh - Tari Ula Ula Lembing

Tari Ula - Ula Lembing adalah tari tradisional dari Aceh atau tepatnya
Kabupaten Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan oleh 12 orang atau lebih
berputar-butar ke sekeliling panggung bagai ular. Tarian ini harus
dibawakan dengan penjiwaan yang lincah dan ceria.

 7. Tari Tradisional Aceh - Tari Tarek Pukat Aceh

Tari Tarek Pukat Aceh adalah tari tradisional Aceh yang menggambarkan
kehidupan nelayan di Provinsi Aceh.  Sesuai dengan namanya, tari tarek
(tarik) pukat (alat penangkat ikan) menggambarkan aktifitas para nelayan
yang menangkap ikan dilaut. Tari Tarek Pukat Aceh ini berasal dari
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.

 8. Tari Tradisional Aceh - Tari Seudati Aceh

Tari Seudati berkembang di Aceh pertamakali pada saat Agama Islam masuk
di Aceh. Tarian tradisional Aceh ini diperkenalkan oleh penyebar agama
Islam yang berasal dari Arab Saudi di Aceh, sehingga bahasa atau istilah yang
dipergunakan dalam penyebaran agama dititik beratkan pada istilah bahasa Arab.
Syahadati dan syahadatain menjadi seudati, kemudian saman menjadi
meusaman ( yang artinya delapan ) orang.

Pada zaman kolonial, tari tradisional Seudati Aceh pernah dilarang oleh
pemerintah Belanda, karena tari tradisional Aceh ini termasuk pada kategori
Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan
semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan.

Dalam penampilannya tari seudati ini dipimpin oleh seorang Syekh (pimpinan).
Syekh ini dibantu oleh wakil yang disebut Apet Syekh. Tari ini ditarikan oleh
delapan orang penari dan dibantu oleh dua orang penyanyi sebagai pengiring tari
(Aneuk Syahi).

9. Tari Tradisional Aceh - Tari Ratoh Duek Aceh


Tarian tradisional Aceh Ratoh Duek adalah sebuah tarian tradisional yang
berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ratoh berasal dari bahasa
Arab berarti Rateb/ ratip yang mengandung makna melakukan puji-pujian dan
doa kepada Allah SWT dan Nabi melalui syair yang di iramakan / di nyanyikan,
Duek adalah duduk. Jadi Ratoh Duek adalah kegiatan kesenian yang mengandung
makan ibadah dan di lakukan secara duduk.

Dalam perkembangan dan penampilannya tari tradisional aceh Ratoh Duek ini
gerakannya hampir mirip dengan tari saman yang saat ini sangat popular di
kalangan masyarakat, generasi muda dan pencipta senitari di luar aceh.

 10. Tari Tradisional Aceh - Tari Rampai Geleng Aceh


Tari Rampai Geleng adalah merupakan tarian tradisional yang berasal dari
Aceh. Rampai adalah merupakan alat musik tradisional Aceh yang kita kenal
dengan nama Rebana. Alat musik tradisional rampai ini sangat beragam yang
salah satunya adalah Rampai Geleng. Penamaan Rampai pada alat musik pukul
dari Aceh ini mengambil nama Syeikh Ripai yang merupakan penemu dan
pengembang alat musik tradisional ini di Aceh.

Permainan Rapai Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan
sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan
dalam lingkungan masyarakat.

Terian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair (lagu-lagu)
yang dinyanyikan, kustum dan gerak dasar dari unsur tarian meuseukat.

Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada
masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat
sosial. Rapai geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Pesisir
Pantai Selatan.

Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki. Biasanya yang memainkan
tarian ini ada 12 orang laki-laki yang sudah terlatih. Syair yang dibawakan
adalah sosialisasi kepada mayarakat tentang bagaimana hidup bermasyarakat,
beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi.

Tarian Rapai Geleng ada 3 babak yaitu:

1. Saleum (Salam)
2. Kisah (baik kisah rasul, nabi, raja, dan ajaran agama)
3. Lani (penutup)

11. Tari Tradisional Aceh - Tari Ranup Lampuan Aceh


Tari Ranup Lampuan adalah tarian tradisional yang berasal dari Aceh.
Ranup Lampuan berasalah dari bahasa melayu yaitu dari kata Ranup dan Puan,
Ranup artinya sirih sedangkan puan adalah tempat sirih. Di Aceh, Sirih
adalah  lambang penghormatan dan persaudaraan terhadap tamu.

Tari tradisional Ranup Lampuan Aceh ditarikan oleh beberapa gadis Aceh
untuk menyambut tamu resmi, menggunakan puan yang berisi sirih untuk
disuguhkan kepada tamu tersebut. Tamu yang disuguhi dengan tari ranup
lampuan biasanya memang tamu jauh atau tamu pemerintahan.

 12. Tari Tradisional Aceh - Tari Pho

Tarian Pho merupakan Tarian tradisional Aceh yang berasal dari kata Pho,
peubae, peubae artinya meratoh atau meratap. Pho adalah panggilan atau
sebutan penghormatan dari rakyat hamba kepada Yang Mahakuasa yaitu
Po Teu Allah.

Tarian ini dibawakan oleh para wanita, dahulu biasanya dilakukan pada
kematian orang besar dan raja-raja, yang didasarkan atas permohonan
kepada Yang Mahakuasa, mengeluarkan isi hati yang sedih karena ditimpa
kemalangan atau meratap melahirkan kesedihan-kesedihan yang diiringi
ratap tangis. Sejak berkembangnya agama Islam, tarian ini tidak lagi
ditonjolkan pada waktu kematian, dan telah menjadi kesenian rakyat yang
sering ditampilkan pada upacara-upacara adat.

Demikian Sobat tradisikita, 12 Tarian Tradisional Aceh. Semoga penjelasan
singkat mengenai 12 tari tradisional Aceh diatas dapat bermanfaat.

_____________

Penutup
_____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Nama-nama tari di atas bisa jadi baru sebagian, sebagian lagi
bisa saja terlupakan. Dan tentu tak salah anda mengingatkan.

Ehem...!

Dan jika Cle'an tertarik dengan Nama-Nama tari daerah lainnya
di Indonesia, dapat menyimak lewat link :

http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/10-nama-nama-tari-populer-asal-bali.html
http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/6-nama-tari-populer-asal-sulawesi.html
http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/16-nama-nama-tari-populer-asal-sumatra.html
http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/12-nama-nama-tari-populer-asal-aceh.html

Selamat malam...!

________________________________________________________________________
Cat :
http://tempatwisataaceh.blogspot.comid.wikipedia.org
kebudayaanindonesia.netgoogle.comhamkerblack.blogspot.com
indovasi.or.id





Tidak ada komentar:

Posting Komentar